Zely Ariane**
“Aku mengerti betul bahwa seseorang yang berjuang seperti aku, seorang aktivis, seorang aktivis gay, menjadi target atau berpotensi menjadi target bagi mereka yang merasa tidak aman, ketakutan, terancam, atau terganggu atas dirinya sendiri… Jika sebuah peluru harus menembus otak ku, biar peluru itu menghancurkan setiap pintu kloset… meledakkan pintu-pintu kloset sekali dan selamanya, hingga tegak serta beranjaklah melawan.” Harvey Milk—sebuah rekaman suara yang dibuat agar diputar pada hari pembunuhannya.
Harvey Milk, seorang pejuang hak-hak homoseksual Amerika Serikat di era 1970-an mengatakan: “Tidak butuh kompromi demi memenuhi hak-hak rakyat. Tidak butuh uang untuk menghormati (hak) individu. Tidak butuh survey untuk menghapuskan represi.” Penggalan kalimat di dalam pembukaan UUD 1945 Indonesia juga mengatakan, bahwa, kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan demi berkehidupan kebangsaan yang bebas lah rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Baca lebih lanjut