Mendukung Gerakan Mogok Nasional Buruh Indonesia
Salam Juang,
Kepada Rakyat Miskin,
dan
Kaum Buruh yang berlawan!
Seperti kita lihat bersama, terang belum juga terbit bagi rakyat miskin di seluruh Indonesia. Ya, terang belum melandaskan sinarnya di pori-pori keseharian rakyat miskin. Kata kekurangan masih menjadi dekorasi inti yang memenuhi ruang hidup rakyat miskin. Rakyat miskin tetap terserak di lepuh kehidupan yang membara oleh kerasnya pertentangan demi pertentangan.
Apakah lagi yang perlu dikorbankan? Harta benda sudah dijual demi langkah sedetik, dan setiap hela nafas sesudahnya pun masih bersambut air mata. Republik Indonesia telah merdeka lebih dari 65 tahun, dan selama itu pula kehidupan rakyat belum juga sampai pada taraf yang benar-benar sejahtera.
Ada saja peristiwa-peristiwa yang berlangsung selama periode tersebut, yang kesemuanya mengakibatkan kemiskinan pada rakyat. Entah itu peristiwa politik, peristiwa sosial, ataupun peristiwa ekonomi, semuanya kerap membuat banyak orang berpelukan dengan kesengsaraan yang sepertinya tak akan berkesudahan. Kini banyak orang berkeluh-kesah tentang kenaikan harga-harga bahan pangan. Kemarin banyak orang berteriak menuntut penurunan harga bahan bakar minyak. Esok pagi, teriakan-teriakan, tuntutan-tuntutan, dan keluhan-keluhan pun akan tetap menggelora, karena memang terang belum juga terbit di hadapan rakyat.
Sepanjang yang pernah dipelajari, penindasan dan penghisapan oleh kapitalisme-lah yang menciptakan kemiskinan. Bahkan, kapitalisme memang mensyaratkan adanya orang miskin. Karena, apabila tidak ada orang miskin, kapitalisme tak akan memiliki daya untuk memproduksi barang dagangan sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi yang semurah-murahnya. Baca lebih lanjut